Selasa, 23 Desember 2008

Terima Kasih Allah.....! Akan Aku Jaga Amanah-Mu

Sabtu, 20 Desember 2008, aku memutuskan untuk tidak berangkat kerja. Biasanya, di hari itu aku bekerja setengah hari, hingga jam 14.00. penyebabnya bukan karena malas, cuaca hujan atau penghalang yang lain.


Biasanya, pagi-pagi jam enam pagi atau setengah jam sebelumnya, aku bersama istriku jalan-jalan di sekitar kampung, tepatnya di jalanan menuju Terminal Baru Pondok Cabe. Agenda rutin pagi itu terpaksa tidak kami jalani.


Istriku tidak memaksa aku untuk menemaninya jalan-jalan. Karena waktu itu, ia merasakan pinggangnya nyeri dan perutnya mules-mules. “wah, jangan-jangan ini sudah saatnya janin dalam kandungannya akan keluar,” begitu kata hatiku.


Jika memang benar, artinya mimpi yang tadi malam aku lihat akan terwujud hari itu. Ya, benar, malam hari itu aku tidur dengan nyenyak dan menyaksikan anakku telah lahir ke muka bumi ini dan melihat indahnya dunia dan siap dipeluk oleh kedua orang tuanya.


Mules dan pinggang nyeri itu terus dirasakan istriku. Setidaknya, pagi itu tiap lima menit sekali terasa mules dan nyeri di perut dan pinggang. Jam 6.30 kita berdua mengambil keputusan untuk berangkat ke rumah bersalin.


Kira-kira jam 07.00 wib kami sampai di Rumah Bersalin Marlina. Di sinilah istriku menjalani cek kehamilan rutin. Dan di RB inilah kami merencanakan persalinan. Dan Allah pun mengabulkan rencana itu.


Tiba di RB, istriku langsugn masuk ke ruang persalinan untuk melakukan pemeriksaan. “Deg-degan...” Begitulah perasaanku ketika menunggu hasil pemeriksaan. Hasilnya, kata bidan, kandungannya sudah mengalami pembukaan pertama.


Masuklah kami berdua ke kamar perawatan. Selama di ruang perawatan ia tidak henti-hentinya merasakan mules yang sangat dan nyeri pinggang yag sering datang. Paling tidak rasa itu datang 5 menit sekali. Sesuai petunjuk bidan, keluhan itu merupakan tanda-tanda akan melahirkan.


Sekitar pukul 11.00 siang, bidan melakukan pemeriksaan untuk yang kedua kali. Dan hasilnya, sudah mencapai pembukaan empat. Beberapa lama kemudian, rasa sakit itu lebih sering datang, kira-kira tiga kali dalam lima menit.


Semakin sering dan semakin sakit, katanya. Diperiksalah lagi oleh bidan. Katanya, sudah mencapai pembukaan ke enam. Kata bidan lagi, kira-kira enam jam lagi akan lahir. Eh, tak tahunya selang beberapa menit istriku sudah mulai merasakan adanya dorongan dari dalam perutnya.


Dan memang betul, setelah berbaring di atas ranjang persalinan, dorongan itu semakin kuat. Segala peralatan dipersiapkan. Tidak lupa pula, sang bidan sembari mengelus-elus dan mengurutnya pelan-pelan.


Alangkah terkejutnya dan bercampur dengan rasa takut, kepala janin sudah mulai nampak di ujung jalan keluarnya. Darah sedikit demi sedikit mengucur dari jalan keluar bayi bercampur lendir.


Beberapa kali ngeden, kira-kira tidak kurang dari 5 kali, janin itu berhasil merasakan angin dunia. Plong, pada pukul 12.53 wib, janin yang sudah 9 bulan lebih berada di rahim ibunya telah lahirdengan selamat. Alhamdulillah, demikianlah kira-kira perasaan istriku setalah anak pertamanya lahir. Dan dilihatlah, sementara saja, si jabang bayi yang masih berwarna merah dan berkalungkan usus.


Tangisan yang menjerit telah mengobati semua rasa sakit yang dirasakan istri. Dan tangisan itu telah menjadi suara kebahagiaan kami berdua. Tidak lupa aku kecup kening istriku sebagai rasa kasih dan sayangku padanya, seperti pada saat aku memberikan dukungan ketika berjuang mengeluarkan buah hatinya.


Si kecil berjenis kelamin perempuan itu sudah menjadi bagian dari kami berdua, menjadi bagian dari keluarga, bagian dari bangsa Indonesia, bagian dari umat Nabi Muhammad. Dengan berat 2,8 dan panjang 49 cm ini kami doakan menjadi puteri yang shalihah, cerdas, pembuka rizki bagi diri sendiri dan keluarga, berbakti pada kami berdua, patuh pada ajaran Tuhannya dan bermanfaat bagi bangsa, agama dan negara.


Kini, ia kami beri nama Sima Amira Mumtaza. Sima merupakan nama yang aku temukan pada hari itu juga. Sima merupakan nama seorang ratu di daerah kelahiranku, Jepara. Ia adlah Ratu Kerajaan Kalingga. Ia ratu yang adil dan bijaksana.


Adapun Amira Mumtaza adalah nama yang memang sudah kami persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Jika digabungkan, Sima Amira Mumtaza, berarti seorang pemimpin yang istimewa.


Saat ini usianya sudah lima hari, dan akan terus berkembang dan beranjak menjadi anak-anak, remaja, dewasa dan seterusnya menjadi bagian dari pembangun negeri ini. Amin.



Senin, 10 November 2008

PKS Makin Ngawur


by king syahir

Setelah dikecam karena iklannya yang mencomot tokoh proklamator BungKarno, KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari, PKS kembali melancarkan sensasi politik. Kali ini PKS semakin berani dengan mengeluarkan iklan politiknya.


Dengan mengambil momen penting nasional yaitu Hari Pahlawan, PKS mengangkat Presiden Ke-2 RI yang sekaligus tokh otoriter negeri ini yaitu Soeharto (alm).


"Terimakasih Guru Bangsa! Terimakasih Pahlawan! Kami akan melanjutkan langkah bersama PKS untuk Indonesia sejahtera!".


Begitulah moto yang ditujukan kepada beberapa tokoh pahlawan nasional termasuk mantan presiden Soeharto.


Seperti iklan pertama yang tayang menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda lalu, iklan ini tidak ayal lagi mendapatkan kritikan dari banyak elemen masyarakat. Salah satunya adalah sejarahwan Asvi Marwan Adam.


Sejarahwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini menyatakan bahwa Pak harto belum diangkat menjadi pahlawan nasional. Bahkan, dirinya menilai Pak harto belum layak menjadi guru bangsa ini.


Terkait dengan iklan PKS tersebut, pemasangan gambar Soeharto malah mempertanyakan identitas ideologi PKS sendiri.


"Saya bertanya-tanya, ideologi PKS itu apa. Apa ini karena kemarin iklannya diprotes terus dia mencari tokoh lain," kata Asvi seperti diberitakan oleh Detik.Com.


Seorang pahlawan menurut asvi mesti memiliki dua criteria, pertama memiliki jasa besar dan tidak memiliki cacat (bukan berarti fisik). Dalam hal ini, semua orang mengenal siapa Soeharto.


Dia adalah mantan pemimpin negeri ini yang dituduh telah melakukan tindak pidana korupsi dan melakukan pelanggaran HAM berat. Inilah salah satu cacat yang melekat pada diri Soeharto.


Lagi-lagi, PKS mengulangi strategi, yang menurut mereka cantik, yang memancing banyak pihak. Namun, pada akhirnya iklan itu menunjukkan bahwa partai ini tidak jelas jenis kelamin ideologinya.


Berhentikah sampai di sini, ataukah ada sensai lagi yang akan digarap PKS. Kita tungu saja tindakan (iklan) ngawur ala PKS ini.



Jumat, 07 November 2008

Persijap Incar Lima Besar


King Syahir, 8/11/2008

Jakarta, Persijap Jepara sore ini, 8/11/08, akan dijamu Persitara Jakarta Utara di Stadiun Lebak Bulus Jakarta. Sebagai tim penghuni zona degradasi, Persitara berhasrat membungkam Persijap untuk menjauh dari zona tersebut. Terlebih, Persitara masih menyisakan dua laga jelang penutupan kompetisi paruh pertama.


Jika Persitara benar-benar mampu mengalahkan Persijap maka tim kebanggaan para NJ Mania ini akan mengantongi nilai 14 yangsecara otomatis akan menikkan tim ini ke urutan ke 15 dan akan menggeser Persita. Ataupun jika harus mengantongi hasil seri maka tim kebanggaan masyarakat Jakarta Utara ini akan mengkoleksi 12 poin dan akan mengantarkan Persitara ke posisi 16.

Berbeda dengan Persitara, Persijap datang ke kandang Persitara dengan misi tak kalah besarnya. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini bernafsu untuk menduduki peringkat lima besar.


Untuk saat ini, Persijap bertengger di posisi 6 besar dengan konsisten. Hanya Persib yang akan mengancam posisi ini jika mampu menuai hasil penuh di 2 laga tersisa. Menyadari psosisi yang masih rentan ditelikung oleh Persib, Persijap akan ngotot untuk mengamankan posisinya di papan atas.


Dengan kolektifitas yang dibangunnya, tim besutan Djunaidi ini ingin bermain secara rapi untuk mendapatkan poin maksimal dalam partai yang tidak dihadiri penonton ini. Meskipun tanpa keikutsertaan Jetman dan Banaspati, Persijap akan tetap menunjukkan diri sebagai tim kebanggaan masyarakat Jepara.



Jelang Liga Super 2008

Persijap Jepara Lolos Liga Super!


Sabtu, 17 Mei 2008 - 01:13 wib

JEPARA - Ambisi Jetman dan Banaspati ?kelompok suporter Persijap Jepara- menyaksikan tim kesayangannya berlaga di Liga Super 2008 sepertinya terpenuhi.


Setelah, Jum'at (16/5/2008) kemarin, Badan Liga Indonesia (BLI) menyatakan Persijap layak tampil di level tertinggi sepak bola Tanah meski dengan beberapa catatan.


Humas Persijap Arif Darmawan menyatakan, jika Laskar Kalinyamat merupakan satu dari sekian klub di Indonesia yang pantas menerima licensi klub profesional. "Saya dengar kabar Persijap lolos. Tapi, sampai sekarang belum ada pemberitahuan secara resmi," beber Arif.


Hal senada juga disampaikan Manajer Persijap Edy Sudjatmiko. Dia juga mengaku telah mendengar kabar tersebut. Namun, pihaknya juga belum mendapat pemberitahuan secara resmi terkait kabar tersebut.


"Sudah sewajarnya Persijap lolos. Karena selama ini, kita sudah berusaha mati-matian memenuhi segala persyaratan yang mereka inginkan. Jadi, kalau sampai tidak lolos, saya akan tuntut BLI. Karena persyaratan tim yang pantas masuk Liga Super sudah tercantum dalam Manual Liga Indonesia (MLI) musim lalu," tegas Edy.

(Agus Anggoro/Sindo/hmr)



Persijap Rekrut Gelandang Paraguay

Senin, 19 Mei 2008 - 18:06 wib


JEPARA - Persijap Jepara memutuskan menutup keran seleksi pemain asing. Putusan itu diambil menyusul direkrutnya pemain asing berpaspor Paraguay Arnaldo Vilalba.


Mantan pilar Persibom Bolaang Mongow itu, menjadi pemain asing keempat Persijap setelah Evaldo da Silva (Brazil), Pablo Francis dan Carlos Raul Jukati (Argentina) yang lebih dulu bergabung. Selain bisa menjalankan tugas sebagai striker, Arnaldo juga ciamik berperan sebagai playmaker.


Bendahara Laskar Kalinyamat, julukan Persijap Suko Santoso mengklaim, proses mendapatkan tandatangan Arnaldo sudah mencapai 90 persen. Antara Manajemen Persijap dan Arnaldo telah sama-sama sepakat. Saat ini, tim Kota Ukir tinggal menunggu penyelesaiaan administrasinya saja.


"Sekarang dia sedang berada di Bali untuk menemui agennya. Sebab, dia ikut seleksi di Jepara itu karena inisiatif sendiri. Tidak melalui agennya. Tapi, untuk masalah administrasi, tidak mungkin dia mengurusnya sendiri. Dia tetap harus lewat agen, karena itu sudah aturan," terang Suko.


Lebih lanjut Suko berharap, proses penyelesaian administrasi Arnaldo bisa segera rampung. Sehingga, dia bisa segera kembali bergabung bersama Donny Siregar dkk untuk menjalani program latihan yang telah disusun Arsitek Persijap Djunaedi.


"Kita harapkan prosesnya bisa segera selesai. Jangan sampai berlarut-larut dan mengganggu program latihan. Karena waktu kita sudah semakin mepet. Jadi, persiapan yang kita lakukan memang harus benar-benar matang," tukasnya.

(Agus Anggoro/Sindo/hmr)



Arema Benamkan Persijap

Sabtu, 19 Juli 2008 - 17:15 wib


Achmad Firdaus - Okezone

JEPARA - Arema Malang sukses menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu kandidat juara Indonesia Super League 2008. Bertandang ke markas Persijap di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Sabtu (19/7/2008), Singo Edan sukses membenamkan Laskar Kalinyamat dengan skor tipis 2-1.


Sejak peluit babak pertama dibunyikan wasit, kedua tim langsung memperagakan permainan cepat dan terbuka. Saat pertandingan memasuki menit ke-15, tim tamu Arema sukses unggul lebih dahulu lewat gol yang dicetak Zulkifly. 1-0 Arema memimpin.


Tertinggal satu gol, Persijap mulai menaikkan tempo serangan. Alhasil, beberapa peluang sempat didapat lewat para bombernya. Namun, hingga babak pertama usai Arema tetap unggul 1-0.


Memasuki babak kedua, Arema tak juga mengendurkan serangan. Singo Edan mendapatkan peluang lewat bomber andalannya Emil Mbamba di menit ke-58. Sayang, sepakan kerasnya masih mampu diblok kiper Persijap.


Persijap membalas lewat pemain pengganti Charliy di menit ke-66. Sayang, tendangan lob Charliy tak mampu melewati hadangan kiper Persijap, M. Yasir yang tampil cukup gemilang.


Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Persijap akhirnya membuahkan hasil. Adalah Doni Siregar yang berhasil membuat kedudukan kembali imbang 1-1, lewat tendangan spekulasinya dari luar kotak penalti di menit ke-76.


Berhasil mencetak gol balasan membuat para pemain Persijap semakin bernafsu mengempur pertahanan Arema. Namun, permainan agresif yang diperagakan Persijap harus dibayar mahal.


Arema yang mengandalkan serangan balik cepat mampu mencuri gol di menit ke-88, lewat Sulaimani Traore. Berawal dari tendangan bebas Esayah Benson, Traore sukses memanfaatkan lemahnya barisan pertahanan Persijap lewat sundulan mematikan, sekaligus menutup laga dengan kemenangan 2-1 bagi Arema.

(fmh)

Persijap Pecundangi Persiba

Okezone.com 9 Agustus 2008 - 18:57 wib

JEPARA - Persijap Jepara mengungguli tamunya Persiba Balikapapan 5-1 (2-1). Lima gol Persijap dicetak Evaldo da Silva (17), Arnaldo Vilalba (33 dan 74) dan Amarildo Souza (67) serta gol bunuh diri salah seorang pemain belakang Persiba pada menit ke-76. Sedangkan satu-satunya gol balasan Persiba dicetak oleh Musafri pada menit ke-30.


Bermain dihadapan pendukungnya sendiri di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara, Sabtu (9/8/2008), Persijap tampil kesetanan. Sejak peluit panjang babak pertama dibunyikan, Evaldo dkk langsung tampil menggebrak.


Kekhawatiran publik absennya Pablo Frances akan memengaruhi ketajaman lini depan Persijap tidak terbukti.


Arnaldo Vilalba yang menjadi satu-satunya bomber andalan Laskar Kalinyamat -julukan Persijap- saat menghadapi Persiba membuktikan ketajamannya. Dua gol bomber yang diimpor dari Argantina tersebut menjadi bukti bahwa lini depan Persijap tidak lagi mandul.


Kemenangan ini sekaligus menjadi bukti bahwa Pelatih Persijap Djunaedi yang dalam beberapa musim terakhir menjadi asisten Pelatih Persiba Peter Butler benar-benar hafal luar dalam Beruang Madu. Menurut Djunaedi, dibanding saat menjamu PKT Bontang dilag sebelumnya, permainan tim asuhannya mengalami peningkatan. Terutama dalam hal finishing.


"Hari ini penyelesaian akhir anak-anak sangat luar biasa. Dibanding saat menghadapi PKT, permainan mereka jauh lebih bagus. Anak-anak bisa memanfaatkan tidak hadirnya Robby Gaspar dan Bruno di lini tengah Persiba," ujar Djunaedi.


Kemenangan ini, lanjut Djunaedi, menjadi modal berharga bagi tim asuhannya sebelum bertandang ke Stadion Mandala, Jayapura markas Persipura. "Ini menjadi modal bagus kami untuk menghadapi pertandingan berikutnya. Terutama saat menghadapi Persipura," tukasnya.


Sementara itu, Peter mengaku sangat kecewa atas kekalahan kedua yang menimpa Ferly La'ala dkk. Hanya saja, pelatih asli Inggris itu tak bisa menyalahkan anak asuhnya. Meski dia mengaku sangat kecewa dengan permainan yang ditunjukkan tim asuhannya.


"Saya tidak bisa menyalahkan pemain. Kita harus cari tahu penyebab kekalahan ini. Caranya dengan melakukan evaluasi tim secara menyeluruh. Karena hal ini tidak bisa dilakukan satu per satu," tegas Peter.

(Agus Anggoro/Sindo/fmh)



Persiwa Taklukan Persijap 1-0

Okezone.com Senin, 18 Agustus 2008 - 19:31 wib


WAMENA - Tuan rumah Persiwa Wamena sukses meraih poin sempurna setelah menang tipis 1-0 atas tamunya Persijap Jepara di Stadion Pendidikan, Wamena, Senin (17/8/2008).


Gol tunggal Persiwa dicetak Tarikh Choi pada menit 43 lewat sundulan, memanfaatkan tendangan bebas dari luar kotak penalti Persijap. Tarikh yang berdiri bebas dengan mudah menceploskan bola ke gawang Laskar Kalinyamat yang dikawal Danang Wihatmoko.


Persijap sebenarnya dapat menyamakan kedudukan melalui bomber asingnya Pablo Francis. Sayangnya, Pablo berhadapan dengan penjaga gawang Persijap Charles Woof gagal memanfaatkan kesempatan.


"Dari segi permainan bisa dibilang hampir berimbang. Meski kita akui tuan rumah lebih banyak menguasai bola. Sebenarnya kita juga punya, tapi gagal dimanfaatkan dengan maksimal," tukas Asisten Pelatih Persijap Punto Wiyono.


Para pemain Persijap sepertinya tidak bisa beradaptasi dengan cuaca dingin Wamena. Akibatnya, permainan dan kondisi fisik mereka menjadi terkontaminasi.


"Cuaca di sini sangat berpengaruh sekali. Apalagi, kandungan oksigen di sini sangat tipis. Jadi, pemain menjadi cepat lemas," keluh Punto.

(Agus Anggoro/Sindo/fmh)



Persijap Pecundangi PSMS

Okezone.com, Jum'at, 17 Oktober 2008 - 19:01 wib


SEMARANG - Persijap Jepara sukses memenuhi ambisinya meraih angka penuh. Tiga angka itu dikantongi setelah membungkam tuan rumah PSMS Medan 2-1 pada lanjutan Liga Super 2008/2009 di Stadion Jatidiri Semarang, Jumat (17/10/2008) sore.


Gol pertama Persijap dicetak Pablo Frances pada menit ke-29 setelah memanfaatkan umpan silang Amarildo Souza. Ayam Kinantan sempat menyamakan kedudukan pada menit ke-77 melalui tandukan Patricio Jim�nez. Gol Carlos Raul pada menit ke-85 menjadi penentu kemenangan Persijap.


Bermain di kandang lawan diakui atau tidak membuat Laskar Kalinyamat sedikit diuntungkan. Sebab, letak geografis Jepara-Semarang tak terlalu jauh. Sehingga, dengan mudah Jetman dan Banaspati memberi suntikan moral kepada tim kesayangan mereka.


Tanpa mengenakan atribut kebesarannya, Jetman dan Banaspati tetap hadir guna memberi dukungan kepada Evaldo Silva de Azis dkk. Sebelumnya, mereka sepakat untuk tidak mengirimkan anggotanya ke Semarang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


Seperti diketahui, hubungan antara suporter Jepara dengan suporter Semarang sedikit renggang pascabentrokan yang terjadi pada musim kompetisi 2006 silam.


Bagi Persijap, ini merupakan kemenangan perdana mereka di luar kandang. Karena dari empat laga tandang yang telah dilalui, tak satu pun yang mampu mereka menangani. Maksimal, tim besutan Djunaedi itu hanya mampu membawa pulang satu angka dari kandang lawan.

(Agus Anggoro/Sindo/fmh)



Persijap Petik Tiga Poin

Okezone.com, Sabtu, 25 Oktober 2008 - 18:17 wib


JEPARA - Persijap Jepara berhasil memanfaatkan partai kandangnya dengan maksimal. Persijap mengatasi perlawanan Pelita Jaya 1-0 dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) di Gelora Bumi Kartini, Sabtu (25/10/2008).


Sebenarnya, tim Pelita mampu mendominasi jalannya pertandingan sejak babak pertama dibunyikan.


Pertandingan baru berjalan 12 menit, Pelita langsung mengancam gawang Persijap melalui Christian Lopes. Sayang, sundulan penyerang asal Brasil ini masih mampu dihalau oleh kiper Persijap yang dikawal Danang Wihatmoko.


Persijap mencoba keluar dari tekanan Pelita dan memiliki peluang pertama lewat Evaldo Silva pada menit ke-25. Sayang, tendangannya itu hanya dengan mudah diamankan kiper Pelita yang dikawal Dian Agus Prasetyo.


Meski nyaris tertekan sepanjang babak pertama, namun Persijap justru dapat unggul lebih dahulu melalui gol Arnaldo Villalba pada menit ke-32. Gol tercipta setelah Villalba mampu memanfaatkan umpan silang Enjang Rohiman. 1-0 Persijap memimpin.


Pelita berusaha bangkit untuk menyamakan kedudukan. Sayang, skor 1-0 untuk keunggulan Persijap bertahan hingga turun minum.


Di babak kedua, Pelita berusaha bangkit dan menambah daya dobrak dengan memainkan bek sayap Muhamad Ridwan menggantikan gelandang Egi Melgiansyah. Ridwan langsung mengancam gawang Dian Agus.


Sayang, tendangan pemain timnas Indonesia itu masih melambung dari gawang Dian Agus. Pelita berusaha terus menekan pertahanan Persijap. Namun, skor 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah tetap bertahan.


Ini merupakan kedua kalinya tim asuhan Junaidi itu memetik kemenangan di kandang. Sebelumnya, Persijap memetik poin penuh di kandang dengan menaklukkan PSIS Semarang 1-0.


Dengan hasil ini, Persijap bertahan di posisi 6 dengan poin 28 dari 14 pertandingan. Sedangkan Pelita baru mengemas 23 poin dari 16 laga.

(hmr)


Persijap Ingin Pemain Tanpa Beban

Okezone.com,Jum'at, 24 Oktober 2008 - 19:16 wib


JEPARA - Sukses menduduki peringkat enam klasemen sementara Liga Super 2008/2009 melipat gandakan motivasi Persijap Jepara. Apalagi mereka baru saja menyandang predikat baru sebagai "Raja" Jateng usai mengandaskan perlawanan PSIS Semarang beberapa waktu lalu.


Dua hal tersebut menjadi modal penting bagi Laskar Kalinyamat saat menjamu Pelita Jaya Purwakarta, Sabtu (25/10/2008) di Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara. Tiga angka mutlak harus diraih Evaldo Silva de Azis dkk dalam laga ini. Ini merupakan partai kandang terakhir mereka diputaran pertama ini.


"Kemenangan kemarin membuat motivasi pemain meningkat. Bukan itu saja, kami juga diuntungkan dengan nama besar yang disandang Pelita. Apalagi kami bermain di kandang sendiri. Semoga para pemain tidak terbebani dengan target tersebut," kata Sekretaris Persijap Nur Jamil, Jumat (24/10/2008).


Keinginan serupa disampaikan Arsitek Persijap Djunaedi. Mantan Asisten Pelatih Persiba Balikpapan itu berharap, beban mental yang harus dipikul tim asuhannya tak seberat ketika menjamu PSIS.


Beban mental yang harus dipikul tim Kota Ukir saat menghadapi Mahesa Jenar julukan PSIS- sangat memengaruhi permainan mereka. Ya, secara kualitas, materi yang dimiliki Persijap memang sedikit lebih baik dibanding PSIS.


Sedangkan materi yang dimiliki The Young Guns bisa dibilang sedikit di atas Persijap. Meski jika melihat peringkat kedua tim dalam klasemen sementara, Persijap memang lebih baik.


"Saya berharap, situasi seperti kemarin tidak terulang lagi. Yang jadi sekarang adalah, saya harus mengatasi problem kelelahan yang dialami para pemain. Rotasi pemain mungkin akan menjadi solusi yang akan saya ambil," kata pelatih yang akrab disapa Bang Djun.


Dalam beberapa pertandingan terakhir, Bang Djun menilai, sejumlah pemain mulai mengalami penurunan fisik. Bomber asing asal Paraguay Arnaldo Villalba merupakan salah satunya. Selain Arnaldo, gelandang asal Brazil Amarildo Sauza pun mengalami masalah yang sama. Menurut Bang Djun, hal itu dikarenakan padatnya jadwal pertandingan yang harus dilakoni Persijap sepanjang bulan ini.


"Dalam dua pertandingan terakhir Arnaldo terlihat bermasalah. Demikian juga dengan Souza. Saat ini kami memang mulai dihadapkan dengan masalah menurunnya kondisi fisik pemain," lanjutnya.


Menghadapi tim asuhan Fandi Ahmad, Bang Djun mengaku, ada kemungkinan kembali merombak komposisi skuadnya. Di lini belakang, dia masih akan mempertimbangkan antara Anam Syahrul atau Sofyan Morhan. Satu dari dua pemain tersebut akan dipilih untuk mendampingi Evaldo dan Aji Nurpijal sebagai benteng terakhir Persijap.

(Agus Anggoro/Sindo/fmh)



Tarung Kolektivitas Persib & Persijap

Okezone.com, Rabu, 29 Oktober 2008 - 16:03 wib

BANDUNG - Nyali dan konsistensi Persib Bandung yang tak terkalahkan dalam� enam pertandingan terakhir bakal diuji. Tantangan akan datang dari kekuatan kolektivitas Persijap Jepara. Kedua klub akan bertarung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (30/10/2008) malam.


"Kami lawan kolektivitas dengan kolektivitas. Persijap tak memiliki pemain yang menonjol, tapi secara unit permainan mereka sangat menonjol. Keberhasilan mereka menahan imbang Persipura di Jayapura menunjukan kekuatan Persijap tak boleh dikesampingkan tim lain," kata pelatih Jaya Hartono usai memimpin sesi latihan pagi di Stadion Persib, Rabu (29/10/2008).


Meski banyak disokong kualitas individual, perlahan Maung Bandung mulai meretas jadi kekuatan yang lebih menyukai kesatuan tim di lapangan untuk meraih hasil maksimal. Itu merupakan senjata yang membuat Maung Bandung mulai merangkak ke jajaran atas klasemen sementara.


Jaya pun tak bosan meminta pasukanya kembali bermain kolektif, lebih menonjolkan kepentingan tim dibandingan perorangan. "Sudah terbukti memberikan banyak hal positif. Jika kolektifitas kembali dikedepankan dalam permainan peluang meraih poin cukup terbuka," ujar Jaya.


Karena dasar kepentingan tim, Rafael Alves Bastos yang kini jadi incaran bek-bek lawan, enggan mengumbar janji akan menambah pundi-pundi golnya.


"Tugas utama saya memang mencetak gol, tapi ada yang lebih dan harus diutamakan membantu Persib mengalahkan Persijap," tegas Bastos yang sejauh ini sudah mengoleksi.


Nafsu membobol gawang Laskar Kalinyamat justru diungkapkan Harry Salisburi. Mantan pemain PSIS Semarang itu rupanya masih menyimpan memori saat ia membobol gawang Persijap dengan cara lumayan unik. Dua musim lalu, Harry masih mengenakan kostum PSIS sukses membobol gawang Persijap lewat corner kick. "Jika ada kesempatan saya akan mencoba dan Insya Allah mengulanginya kembali," ucap Harry.


Kepercayaan diri Maung Bandung kian menebal setelah bek asal Kamerun, Nyeck Nyobe Georges Clement yang sebelumnya dikabarkan absen akibat akumulasi kartu kuning tetap bisa diturunkan. Setelah dilakukan pengecekan, pemain berusia 24 tahun tersebut ternyata baru mengoleksi satu kartu kuning.


Artinya tak seperti yang selama ini dilansir beberapa media. Pemain yang pernah dibuang ke Persela Lamongan ini, tetap bisa diandalkan Maung Bandung sebagai tembok pertahanan.


"Nyeck tetap bisa main hukuman kartu kuning yang diterimanya baru satu," ucap Sekretaris Tim, Yudiana kepada wartawan.


Pelatih Persijap, Djunaedi tampak sangat menaruh kepercayaan kepada Evaldo dkk, bertarung di bawah tekanan publik tuan rumah.


"Yang kami tahu publik sepakbola Bandung sangat fanatik ketika memberikan dukungan. Beda dengan penonton di Jepara yang cenderung lebih tepat dikategorikan penikmat sepakbola. Saya hanya berharap kebersamaan dilapangan kembali ditunjukan dan nikmati saja permainan," tutur Djunaedi.


Kehilangan Arnaldo Villalba Benitez, tak menyurutkan semangat dan keyakinan Djunaedi timnya bakal menyulitkan Maung Bandung. "Persijap selama ini selalu menyulitkan Persib, saya harap hal itu kembali terjadi dalam pertemuan kali ini," tandasnya.


Perkiraan pemain:
Persib Bandung (3-5-2)
Tema Mursadat (kiper) ; Nova Arianto, Maman Abdurahman, Nyeck Nyobe ; Gilang Angga, Hilton Moreira, Atep, Lorenzo Cabanas, Hari Salisburi ; Rafael Alves Bastos, Airlangga Sutjipto.
Pelatih: Jaya Hartono

Persijap Jepara (4-4-2)
Danang (kiper) ; Evaldo de Assis, Aji Nuprijal, Sofyan Morhan, Isdianto ; Nurul Huda, Doni Siregar, Enjang Rohiman, Amarildo Souza ; Pablo Frances, Carlos Sciucatti.
Pelatih: Djunaedi

Head to Head
Liga Indonesia XII/2006
18/01/2006 Persib vs Persijap 0-1
11/04/2006 Persijap vs Persib 1-1

Babak 32 Besar Piala Indonesia 2007
15/06/2007 Persijap vs Persib 0-0
19/06/2007 Persib vs Persijap 0-0 (Adu penalti 3-4)

(Mohamad Taufik/Sindo/fmh

Tanpa Aldo Lawan Persib


Suara Merdeka, 28 Oktober 2008


JEPARA-Persijap tidak akan diperkuat Arnaldo ’’Aldo’’ Villalba saat berlaga di kandang Persib, dalam laga Djarum Indonesia Super League, Kamis lusa.


Striker asal Paraguay itu terkena akumulasi kartu kuning. Tim pelatih akan mempersiapkan pemain yang mengganti posisi Aldo.


Pelatih Junaidi masih akan memilih antara Charly, Noorhadi dan Ilham Hasan untuk berduet dengan Pablo Frances sejak menit awal. Absennya Aldo tak dirisaukannya. ’’Kami masih memiliki empat striker lain.


Kepastian siapa yang tampil tergantung kesiapannya,’’ katanya, usai melatih tim di Alun-alun Jepara, kemarin. Mereka tak berlatih di Gelora Bumi Kartini karena stadion itu digunakan tim Jepara menjamu Rembang di arena babak kualifikasi pekan olah raga provinsi (porprov) tingkat eks Karesidenan Pati.


Kendala yang dihadapi Junaidi adalah kelelahan fisik para pemainnya. Pablo Frances yang akan menjadi andalan lini depan, berlatih khusus untuk memulihkan stamina.


Saat menjamu Pelita Jaya dia tak bisa tampil penuh karena terkuras tenaganya. Kelelahan juga menimpa playmaker Amarildo Souza.


Istirahat Total


Aldo yang absen diminta istirahat total untuk kepentingan laga berikutnya melawan Persija Jakarta Pusat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu mendatang (2/11). Mereka diharapkan tampil lebih segar saat dijamu Persitara Jakarta Utara pada 8 November.


Dokter tim Nurkukuh mengatakan, untuk mengurangi kelelahan fisik pada sisa tiga partai tandang, Persijap harus bisa mengatur rotasi pemain secara tepat. ’’Hampir semua pemain inti mengalami kelelahan, karena jadwal pertandingan yang terlalu padat,’’ katanyah.


Evaldo dkk, dalam waktu 20 hari —sejak 6 hingga 25 Oktober— bertanding enam kali, dua diantaranya away, yaitu dijamu Sriwijaya FC dan PSMS. Empat pertandingan kandang adalah menjamu Deltras, PSM Makassar, PSIS, dan Pelita Jaya.


Anak-anak Jepara berhasil meraih lima kemenangan, dan hanya sekali kalah (saat menurunkan tim lapis kedua di kandang Sriwijaya FC).
Nurkukuh melihat, strategi Junaidi membangkucadangankan beberapa pemain inti saat menjamu Pelita Jaya bisa memberi kesempatan untuk pemulihan fisik.


’’Seorang pemain butuh waktu paling cepat tiga hari untuk recovery. Jika jarak pertandingan hanya tiga hari, jelas sangat memberatkan. Apalagi jika jarak tiga hari masih terpotong untuk perjalanan,’’ ujarnya. (H15,kar-22)



Selasa, 04 November 2008

KORUPSI DAN NASIB SEPAK BOLA KITA

Dalam siarannya, sebuah televisi swasta nasional mengangkat berita yang unik sekaligus memprihatinkan tentang nasib sebuah klub sepak bola. Klub tersebut diketahui berasal dari Jawa Timur.


Kenapa memprihatinkan? Begini kira-kira ringkasan berita tersebut. Dalam laga tandangnya klub tersebut menghabiskan waktunya di sebuah masjid. Karena persoalan dana yang melilit klub tersebut, pihak manajemen memutuskan untuk menginap di masjid. Ekonomis plus religius. Demikian, mungkin, ekspekstasi para pemimpin klub tersebut.


Memang tidak dapat dibantah jika masjid menjadi tempat yang gratis bagi para pemain dan ofisial. Langkah itu diambil memang karena klub tidak mampu mengeluarkan dana untuk biaya hotel atau penginapan. Ya, demi sebuah kelangsungan klub masjidlah pilihannya menggantikan hotel atau penginapan.


Dari berita tersebut selanjutnya terbersit dalam pikiran saya untuk merekam peristiwa itu dan kemudian diambil pelajarannya. Karena peristiwa yang mengharukan itu pula saya berandai-andai. “Jangan-jangan masih ada lagi klub-klub sepak bola yang memiliki nasib serupa, meskipun kasusnya berbeda”.


Dalam banyak berita di media massa, terkuak penderitaan klub nasional. Misalnya, tunggakan pembayaran gaji pemain, pelatih, pengurus klub yang harus rela mengorbankan dana pribadinya atau meminjam dana dari koleganya. Bahkan ada sebuah klub yang pengurusnya rela menggadaikan sertifikat tanah dan surat-surat berharga lainnya. Ini di antara sedikit derita sebuah klub di Indonesia.


Kondisi yang demikian itu memang merata di berbagai daerah. Hal ini disebabkan oleh karena sepak bola itu sendiri belum mampu menjadi sebuah industri yang menjanjikan.


Dalam kaitan ini, kita dapat menengok ke berbagai negara di Eropa dan Amerika. Di Eropa saja sudah dapat dijadikan cermin betapa sepak bola sangat marketable. Dan sudah menjadi industri yang luar biasa. Bayangkan saja, seorang pemain sekelas Andriy Shevchenko gajinya di atas satu milyar. Dan itu untuk satu pekan saja. Berapa milyar uang yang diterima Sheva dalam satu bulan atau setahun?


Dana besar buat Sheva tadi belum seberapa jika dibanding dengan gaji yang di terima Christiano Ronaldo atau yang sekarang tenar dengan inisial CR7 ini. Gaji mereka sebulan bisa dibuat untuk membayar gaji pemain di Indonesia dalam setahun.


Metafor ini, mungkin, sangat sederhana jka dipakai untuk membandingkan kekuatan sepak bola Indonesia dengan sepak bola di Eropa. Padahal masih banyak lagi sisi lain yang dapat menjadi barometer keduanya. Misalnya, sepak bola Eropa memiliki kekuatan magnet yang mampu menyedot investasi dari dalam maupun luar negeri.


Kembali ke soal keprihatinan persepakbolaan dalam negeri. Ingatan saya jadi terbawa kepada persoalan korupsi di negeri ini yang semakin menggurita. Terkait keduanya, sepak bola dan korupsi, seolah-olah membincangkan dua hal yang berbeda. Tapi, jika dicermati keduanya memiliki sisi yang bisa ditemukan.


Dunia internasional melihat bahwa Indonesia memiliki problem yang ditimbulkan keduanya. Sepak bola Indonesia dipandang sebagai satu cabang yang belum diurus secara rapi dan manajerial yang profesional.


Dunia, dalam hal ini FIFA, sudah tahu borok PSSI. Minimal, siapa ketua umumnya dan sedang berada di mana dia. Ini sudah menjadi rahasia nasional maupun internasional. Ketua umum PSSI adalah seorang penghuni tahanan gara-gara kasus korupsi.


Belum lagi masalah prestasi. Timnas kita belum pernah mencapai prestasi prestisius. Kondisi ini berbeda jauh dengan prestasi (negatif) negeri ini dalam hal korupsi. Bisa dibilang, sepak bola berada di posisi papan bawah. Sedangkan korupsi menempati posisi papan atas level dunia.


Lembaga survey internasional memasukkan Indonesia ke dalam jajaran 37 negara paling korup sedunia. Dan pada 2004 Indonesia menempati urutan kelima dunia dalam daftar negara-negara terkorup. Survey yang dilakukan Transparanci Internasional ini menunjukkan negara ini termasuk negara yang subur praktik korupsinya.


Itu soal peringkat. Bagaimana dengan kerugian negara akibat Tindak Pidana Korupsi (TPK). Mengenai hal ini, Antara, 30/03/07, memberitakan tentang data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perihal kerugian negara akibat korupsi.


Besarnya sangat mencengangkan. Negara rugi sekitar 4 triliun lebih. Hitungan itu terhitung sejak 2005. Kerugian itu disebabkan oleh tangan-tangan kotor para pejabat negara. Sedangkan kasusnya bermacam-macam yang berjumlah 32 kasus.


Data BPK, pada 2006 menunjukkan adanya penyelewengan APBN senilai Rp. 68,5 miliar. Sedangkan kasus APBD, negara mengalami kerugian sebanyak 201 miliar.


Sebagaimana diketahui, klub-klub sepak bola saat ini masih netek alias mengharap subsidi dari pemerintah daerah. Dalam hal ini APBD. Jika sumber dananya dikorupsi, maka sangat mungkin klub-klub di daerah menjadi miskin.


Dana sebesar 201 miliar yang disalahgunakan oleh para pelaku pemerintahan seandainya didistribusikan untuk pembinaan klub-klub di seluruh Indonesia, maka akan sangat terasa sekali imbasnya.


Contoh mudah saja, kontestan di Liga Super sebanyak 20 klub. Jika 201 miliar dihibahkan kepada mereka maka setiap klub akan menerima 20 miliar. Jika ini terealisasi maka tidak akan ada klub-klub yang menunggak gaji pemain. Jika mimpi itu menjadi kenyataan, maka tidak akan ada lagi klub yang numpang menginap di masjid.



Rabu, 29 Oktober 2008

PKS Tabuh Genderang Perang


Gerah dengan klaim tersebut, PKS berupaya untuk melangkah lebih luas yakni dengan men-cover ideologinya dengan jargon-jargon yang lebih mudah diterima oleh semua kalangan.


Menghadapi pemilu 2009 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) benar-benar mengambil cara jitu dalam menarik simpati pemilih. Salah satu cara yang diambil PKS adalah sosialisasi partai melalui iklan di televisi.


Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, partai pimpinan Tifatul Sembiring ini menayangkan sebuah iklan yang mengadopsi beberapa tokoh pahlawan nasional. Degan jelas dalam iklan tersebut menjadikan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan Soekarno sebagai visual background-nya.


Banyak amatan bermunculan dalam menyikapi iklan politik tersebut. Salah satunya adalah PKS berupaya mencuri simpati dari kalangan NU. Diketahui, KH. Hasyim Asy’ari adalah tokoh nasional yang memiliki peran penting dalam berdirinya NU. Analisa serupa juga muncul ketika tokoh pendiri Muhammadiyah juga diadopsi dalam iklan tersebut. Kasarannya, PKS ingin merebut konstituen dari partai yang berafiliasi ke Muhammadiyah. Sebut saja Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Matahari Bangsa (PMB).


Tidak cukup sampai di situ, indikasi serupa juga muncul ketika tokoh proklamasi dijadikan alat politik partai yang dihuni orang-orang puritan ini. Apa lagi targetnya jika bukan untuk meraup penggemar dari kalangan abangan atau nasionalis. Diketahui basis masa ini adalah target di mana PDIP menggantungkan dulangan suaranya.


Sontak saja, iklan tersebut menuai protes keras dari para santri di NU. Diberitakan, aktifis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memprotes PKS agar menghentikan iklan tersebut.


Cucu ideologis KH. Hasyim Asy’ari ini tidak terima jika tokoh pahlawan nasional ini diseret-seret ke dalam ranah politik. Lebih-lebih oleh partai yang tidak pernah bersentuhan, secara ideologis, dengan NU.


Santri, modernis dan nasionalis


Sejak berdiri hingga sekarang, PKS lebih sering dicap sebagai partai yang berbasis massa Islam puritan. Ini tampak dari jargon-jargon politiknya yang selalu kental dengan simbol-simbol Islam.


Gerah dengan klaim tersebut, PKS berupaya untuk melangkah lebih luas yakni dengan men-cover ideologinya dengan jargon-jargon yang lebih mudah diterima oleh semua kalangan.


Indikasi tersebut tampak jelas ketika iklan yang menuai reaksi dari beberapa kalangan itu muncul. PKS diindaksi berupaya menjadi partai yang lebih reformis, nasionalis dan tentunya tetap religius.


Karenanya, iklan politik tersebut setidaknya diniatkan untuk mencari warna baru bagi partai. Jika pada awal berdirinya partai ini menjuluki dirinya sebagai partai dakwah, maka dengan potensi yang ada, PKS ingin meraup sesuatu yang lebih dari sekedar partai dakwah saja.


Mereka juga ingin diposisikan sebagai partainya kaum santri, modernis dan nasionalis. Tentunya, dengan target politik yang jelas yakni memboyong ketiga gelombang massa tersebut. Inilah yang kemudian disebut dengan ekspansi politik PKS.


Terlepas dari itu semua, langkah apik telah diambil oleh PKS. dan dengan cara seperti ini PKS secara tidak langsung telah menabuh genderang perang. Lawannya tidak cuma PKB, PAN atau PMB akan tetapi perahu besar yang bernama NU, Muhammadiyah dan kaum nasionalis.



Rabu, 10 September 2008

KENAPA KITA TIDAK MELAKUKAN KRITIK?



by King Syahir

Kritik itu perlu. Asal tujuannya mulia yakni untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Sebaliknya, kritik itu unsuggested jika tujuannya untuk menjatuhkan seseorang, tidak membangun dan lan sebagainya yang terkait dengan tujuan-tujuan negatif.


Dalam bahasa agama, kritik diverbalkan dengan ungkapan, “katakanlah kebenaran meskipun terasa berat (pahit)”. Secara psikologis mengkritik orang tentu memiliki bebasn tersendiri. Apalagi jika sasaran kritik itu adalah orang yang berstatus superior di dibanding kita. Misalnya, pimpinan atau orang yang telah berjasa kepadakita.


Begitu pun sebaliknya, kita mudah sekali mengkritik orang jikat sasaran kita adalah orang yang sejajar dengan kita, dan atau mereka yang berada di bawah kita secara status sosialnya. Misalnya, teman atau pegawai kita.


Dalam tulisan ini akan kita kupas judul di atas. Kenapa Kita TidakMelakukan Kritik? Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing dan dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda pula.


Pertama, kenapa kita tidak mengkritik seseorang. Biasanya, kita tidak mengkritik seseorang karena yang kita hadapi adalah seorang bos atau penguasa (lebih tepatnya orang yang memiliki kekuasaan atas diri kita).


Biasanya memang berat melakukan ini. Sebab dengan mengungkap sisi kurang positif dari seorang bos akan berakibat buruk. Biasanya, kita dicap sebagai bawahan yang ‘berani pada atasan’, sok tahu, bawel, menggurui atau klimaksnya kita diberi Surat Peringatan (SP).


Kondisi itu jika berhadapan dengan bos. Bagaimana jika kita mengkritik orang yang lebih tua di atas kita dari segi umur. Misalnya, orang tua, mertua atau guru. Dalam situasi seperti ini kita bisa dicap sebagai orang yang tidak tawadlu dan lain sebagainya.


Kedua, kita tidak melakukan kritik karena takut dengan berbagai macam konsekuensi. Hal demikian ini selalu dimiliki banyak orang. Apakah kita sebagai karyawan atau lainnya.


Ketiga, biasanya kita tidak melakukan kritik terhadap orang yang berjasa kepada kita. Kebiasaan seperti ini sangat manusiawi. Akan tetapi kita harus berupaya untuk keluar dari kebiasaan itu. Karena jika kita tidak berani menyatakan hal-hal yang baik di hadapan orang yang berjasa kepada kita, lama kelamaan kita akan menjadi budaknya.


Contoh yang paling nyata adalah orang yang telah memberi kita jabatan. Bagaimana mungkin kita mengkritiknya? Jika kita mengkritiknya, bisa-bisa jabatan kita terancam. Dan silahkan Anda cari lagi contoh yang lain.


Keempat, biasanya kita tidak menkritik orang karena yang berhadapan dengan orang yang lebih tua dari kita. Saya ambil contoh, orang tua, guru atau orang lain yang lebih tua dari kita. Penyebabnya bisa berbeda-beda. Kepada orang tua biasanya kita takut. Kepada guru atau orang yang lebih tua biasanya kita segan.


Apakah kita pernah berada dalam empat macam keadaan tersebut? Jawabnya kembali pada kita masing-masing. Dan dari kita juga akan menjawab Ya atau Tidak. Bagi yang menjawab Ya, karena kita merasa belum menjadi diri sendiri serta memandang oranglain sebagai pihak yang super dari pada kita. Sedangkan kita yang menjawab Tidak mungkin kita adalah orang yang berprinsip ‘kita semua sama’. Ada seorang teman yang dengan tegas menyatakan ‘Saya hanya takut pada Allah’. Ada di manakah kita?


Kritik Otokritik


Tidak melakukan kritik terhadap prilaku dan sikap kirang baik tentu akan berakibat pada diri sendiri. Dan melakukannya pun akan menerim konsekuensinya. Artinya mengkritik atau tidak sama-sama menuai akibatnya.


Nah, bagi kita yang berani mengkritik orang lain harus berani menerima kritik. Kritik otokritik. Mengkritik orang juga harus siap dikritik. Dan ini menjadi bekal awal bagi siapa saja yang mengambil sikap berani.


Di lain sisi, kritik otokritik memacu seseorang untuk selalu melakukan introspeksi diri. Kita dituntut untuk selalu menjadi yang lebih baik. Jangan sampai istilah ‘semut diseberanglautan kelihatan, gajah di pelupuk mata tak kelihatan’ diarahkan kepada kita.

Jumat, 22 Agustus 2008

HARUSKAH PEMUDA YANG MEMIMPIN?

By King Syahir


Semakin dekatnya Pemilu 2009, banyak partai bermunculan. Sebanyak 34 partai telah resmi terdaftar sebagai kontestan demokrasi politik lima tahunan itu. Partai lama dan baru siap mengadu nasib dan memasang strategi untuk menggait hati rakyat.


Di tengah hiruk pikuk perhelatan demokrasi itu, mencuat wacana seputar kepemimpinan nasional. Tepatnya, kepemimpinan pemuda. Beberapa tokoh muda, yang merasa pantas, menggelindingkan wacana itu.


“Saatnya pemuda memimpin”. Begitu kira-kira jargon yang diusung mereka yang hendak berperan memimpin bangsa ini. “Tokoh tua diharapkan sadar diri dan tidak mencalonkan kembali sebagai persiden”. Demikian, kira-kira, harapan para kawula muda.


Para tokoh tua, termasuk SBY dan JK, digolongkan sebagai kelompok orang tua yang sudah tidak sepantasnya maju pada Pemilu 2009 nanti. Tidak hanya faktor umur yang menjadi alasan. Akan tetaapi lebih pada aspek kesuksesan dalam memimpin bangsa.


Bukti-bukti telah diajukan. Keterpurukan bangsa Indonesia menjadi salah satu buktinya. Perekonomian tidak pernah beranjak dari lubang keterpurukan. Konflik di berbagai pojok negeri ini terus saja tumbuh serta tidak adanya tanda-tanda penanganan yang serius. Ini adalah bukti bahwa pemimpin tua negeri ini tidak memiliki ketegasan dalam memecahkan masalah.


Angka kemiskinan pun mengisi daftar keterpurukan yang menghimpit bangsa. Ini terkait dengan upaya keras dalam menumbuhkan sektor perekonomian. Dan segudang data juga diajukan para pengusung wacana kepemimpinan pemuda untuk mem-black list kepemimpinan kaum tua.


Belum lagi di wilayah kebijakan publik pemerintah berkuasa saat ini. Kebijakan-kebijakan pemerintah diyakini oleh semua kalangan, termasuk kalangan muda, sebagai kebijakan yang tidak populis. Kebijakan yang tidak memihak wong cilik (grass root).


Pada sektor ini, pemerintah telah berbuat kesalahan yang bersifat elementer. Dalam kaidah ushul fikh, disebutkan bahwa kebijakan yang dibuat penguasa (pemerintah) harus berorientasi kepada kemaslahatan rakyat (tasharruf al-imam ‘ala al-‘abdi manuthun bi al-mashlahah).


Dalam artian, pemimpin negeri pada saat ini tidak mengindahkan kepentingan rakyat. Coba ditengok kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM, penanganan korban lumpur Lapindo.


Selain problem-problem tersebut, pemimpin tua juga dianggap tidak mampu memberikan qudwah atau contoh kepada kawula muda. Dalam hal ini, lihat saja, KKN terus merajalela.


Berkaca dari kenyataan yang ada, diusunglah gagasan kepemimpinan kawula muda. Sangat menarik jika ide ini digulirkan dan kemudian terealisasi. Kenapa menarik, karena pada dasarnya kepemimpinan kaum muda memiliki akar sejarah yang kuat.


Akan tetapi, sebenarnya bukan persoalan umur. Tetapi pengalaman dalam memimpin (lesdership experience). Dan alasan ini biasanya dilontarkan oleh kalangan pemimpin sepuh.

Benar juga alasan tersebut, karena semuanya kembali kepada komitmen kerakyatan yang dimiliki setiap pemimpin. Siapa saja, baik tua atau muda, mesti memiliki sense kerakyatan. Tanpa itu seorang tidak dapat disebut sebagai pemimpin. Jika ia memiliki nama besar, dia cukup disebut sebagai tokoh dan bukan pemimpin.


Jikapun seorang pemuda memimpin bangsa ini menjadi sebuah keharusan, maka selayaknya menengok sejarah kepemimpinan beberapa pemimpin klasik yang diterangkan dalam Al-Qur’an.


Dalam Al-Quran ada catatan yang dapat dijadikan ukuran. Coba perhatikan kisah Nabi Ibrahim. Di usianya yang relatif muda Nabi Ibrahim sudah menjadi ikon perlawanan terhadap kemungkaran.


Manuver Nabi Ibrahim telah dimulai semenjak ia masih muda. Ini bisa dilihat dalam Al- Quran surah al-Anbiya: 60. Fata yang tercatat dalam ayat tersebut menunjukkan Ibrahim masih muda atau kurang lebih umur16-18 tahun.


Jika ada seorang pemuda pada saat ini yang sudah mampu mengungkap kejahatan, menegakkan demokrasi serta mengkampanyekan kejujuran dan mendobrak perilaku amoral para penguasa seperti Ibrahim, kenapa tidak. Sah-sah saja.


Nabi Musa pun dapat dijadikan barometer kepemimpinan pemuda. Ia dikisahkan masuk ke kota Memphis. Di sana ia melihat terjadinya perkelahian antara seorang dari Bani Israel dan satunya dari pengikut Fir’aun.


Nabi Musa meninju seorang dari pihak Fir’aun hingga tewas. Imbas dari perbuatannya itu ia menjadi buronan Fir’aun. Untuk menyelamatkan diri ia lari mencari selamat. Dan singkat cerita Musa diterima oleh Nabi Syu’aib dan mengabdikan diri selama 8-10 tahun lamanya. Akhirnya ia dinikahkan dengan salah satu puterinya.


Nabi Musa menjadi pemimpin atas umatnya di saat usianya 25 tahun dengan segala macam pengalaman dan tantangan hidup yang dihadapi. Artinya, untuk menjadi pemimpin gerakan seorang pemimpin mesti matang dalam segala hal. Dan merujuk pada pengabdian Nabi Musa kepada Nabi Syu’aib, maka seorang pemimpin mesti menempa diri dengan pengalaman hidup sekurang-kurangnya 10. Catatan sejarah ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an surah al-Qashash: 14.


Satu lagi ibrah datang dari Nabi Yusuf. Pertumbuhan Nabi Yusuf direkam jelas oleh Al- Qur’an. Dalam surah Yusuf: 19, Yusuf digambarkan sebagai seorang ghulam (anak kecil), kira-kira 10 tahun.


Pada ayat 22 ia tumbuh menjadi dewasa (balagha asyuddahu). Pada ayat ke 23 Yusuf digambarkan sebagai seorang yang telah menghadapi problem besar. Ia digoda oleh Zulaikha pada saat ia tumbuh sebagai seorang dewasa yang telah mencapai masa pubertas yang secara biologis juga sudah matang. Buktinya ada pada ayat ke 24. Zulaikha berhasrat terhadap Yusuf dan begitu juga sebaliknya.


Apa yang terjadi selanjutnya? Yusuf berhasil menahan diri dan menolak permintaan Zulaikha dan memilih dipenjara. Konon ia mendekam dipenjara selama 9 tahun. Di dalam penjara, ada kisah tersendiri, ia menempa diri dengan berbagai persoalan di dalamnya dan menjadi seorang pemuda yang matang.

Jika ada pemuda yang di dalam dirinya karakter seperti Yusuf, kenapa tidak untuk menjadi pemimpin dalam level tertentu. Yakni, seorang pemuda yang matang serta tidak ngiler terhadap setiap godaan, harta atau wanita.


Masih dari kisah Yusuf, sekeluarnya dari penjara (usianya 24), setelah memecahkan teka-teki mimpi sang raja, ia diminta menjadi menteri bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat (menkokesra). Yusuf lebih memilih menjadi bendahara negara (Mesir), ia mengaku piawai dan jujur dan kapabel di bidang ini. (Yusuf: 59).


Artinya, seorang pemangku jabatan mesti membekali diri dengan pengetahuan serta berani mengatakan yang benar sebagai kebenaran dan yang salah untuk dikatakan sebagai kesalahan. Jika ada pemuda semacam ini pada saat ini, kenapa tidak.


Bukan lagi persoalan tua muda pada saat ini. Bangsa Indonesia lebih memilih seorang pemimpin yang memiliki sensitifitas kerakyatan, apakah dia seorang sepuh atau pemuda yang bersemangat.